Tak pernah kusangka sebelumnya, rumah yang tadinya roboh, sekarang telah berdiri kembali, mungkin inilah rejeki yang dititipkan oleh Allah kepada kakakku, sehingga ia bisa membangun kembali rumah datok kami, yang tadinya hanya tinggal puing puing kayu saja.
Rumah ini adalah milik datokku, dan emakku lahir disini, menikah disini, dan melahirkan beberapa anak pun dirumah tua ini.
Rumah Datok |
Rumah Datok sebelum di Bangun ulang |
Anak datok hanya 4 orang, dan itu pun semua wanita, dan emakku anak ke2, yang mana saat ini hanya tertinggal 2 yang masih hidup. Sementara emakku, kakaknya dan datok nenekku pun telah tiada.
Ketika aku kecil, rasanya disinilah aku selalu dibawa emakku berlibur, berjalan kaki sekitar 3km, dan jika aku merasa lelah, emak biasanya menunggu orang yang lewat menggunakan sampan, dan aku ditumpangkan kesampan tersebut, dan emakku lanjut berjalan kaki. Kalo ditanya apa emakku tidak takut anaknya dibawa lari ? jawabannya tidak, karena datokku cukup dikenal di desa kecil ini. dan beliau sangat dihormati, sehingga tak mungkin cucunya diapa apakan orang desa ini.
Ponakan Sedang bermain dirumah Enyang nya |
Dirumah panggung datok ini cukup besar, berdinding dan berlantai kayu, dan rumah ini cukup tinggi, sehingga kolong rumah bisa kujadikan tempat bermainku, tempat datok beternak ayam, dan tempat menyimpan kayu bakar dan kelapa kering. Sedangkan parit kecil yang ada didepan rumah, merupakan parit favoritku untuk belajar berenang.
Sekarang rumah ini didirikan dengan bentuk yang sama, tetap berbahan kayu, berdinding kayu, dan berlantai kayu. Menetes airmataku melihat rumah ini, karena masih bisa kurasakan betapa rumah ini kebanggaanku disaat liburan berlangsung. Aku pasti dibawa kesini, bermain bersama anak2 yang lain, berenang, bermain sampan, dan menikmati air kelapa, serta dimasakkan ayam goreng sama datok.
Jembatan ini tempat aku bermain perosotan dengan pelepah pinang, dan dari jembatan ini aku sering melompat dan berenang |
Terimakasih kakakku, Idemu membangun rumah panggung datok, dan menjadikan tempat kumpul keluarga, patut aku acungkan jempol, Tujuanmu mulia, agar kenangan emak tidak hilang dirumah ini.
Semoga saat bisa kembali ke Pontianak, aku bisa menginap lagi disini. Karena aku suka dengan suasana pagi yang segar, dimana suara burung bersahut sahutan menyambut hadirnya sang mentari.
Ya ampun suasananya syahdu banget mbaa jadi ingat rumah nenek kakekku yang homey..Alhamdulillah ya dibangun kembali..
BalasHapuspenghuni desa ini hanya tinggal 2 keluarga mbak..asli sepi dan sunyi disini
HapusTernyata kak Sarah asalnya dari kalimantan ya.. Keren lho kak rumah tua kalau dipugar lagi begini.
BalasHapusDan itu asyik banget bisa mancing ikan gabus.. di Belakangpadang aja sudah langka banget
senang banget kak nis.... kalo balek kampung bisa ngumpul disini...secara rumahnya tinggi dan khas rumah orang tempo dulu
BalasHapus