Mendengar nama Jakarta Saya yakin setiap orang akan langsung membayangkan macetnya, maklum saja karena Jakarta merupakan ibu kota di Indonesia. Karena setiap tahun jumlah gedung tinggi di Jakarta meningkat, jumlah populasi penduduk meningkat, gaya hidup masyarakat meningkat, akhirnya mengakibatkan pada peningkatan jumlah kendaraan di Jakarta.
Seiring peningkatan jumlah penduduk dan kendaraan yang sangat pesat, Dampaknya masyarakat Indonesia saat ini mengenal Jakarta sebagai Kota Macet, dan fakta itu jelas tidak terbantahkan. Setiap hari kita, sebagai penghuni ibu kota ini, selalu mendengar keluhan tentang macet. Tidak hanya saat berkendara, bahkan saat mengobrol santai di mall terus tiba tiba ingin pulang, rasanya enggan karena jalanan sedang padat-padatnya dan kalimat “ntar aja deh, pasti jalanan masih macet” pun keluar dari mulut kita secara spontan. Iya kan? Kalau kalian tidak pernah mendengar kalimat tersebut, mungkin kalian selalu pulang kerumah saat larut malam, makanya tidak menemukan namanya macet.
Jalan Jalan Naik Bus Aja Yuk :) |
Kemacetan yang terjadi di kota Jakarta merupakan penyakit kronis, semua menyadari itu. Pemerintah juga sama. Sejumlah peraturan lalu lintas dikeluarkan, infrastruktur jalan dibenahi dan ketersediaan transportasi umum terus ditingkatkan jumlahnya. Anehnya, Jakarta masih macet. Menurut kalian kenapa? Yass, karena masyarakat dan pemerintah belum sehati. Jika tidak satu hati, mana bisa satu visi?. Udah ga usah baper, kita lagi bahas transportasi kok, bukan bahas hati, eaaa.
Semua pasti berharap Pemerintah terus berbenah dan menjamin ketersediaan transportasi agar masyarakat sadar bahwa naik transportasi umum merupakan solusi. Tapi masih saja ada oknum yang susah diliterasi. Susah bilangin. Disaranin naik transportasi umum, malah naik transportasi pribadi. Ok lah kalau alasannya buru-buru. Yang aneh itu alasannya transportasi umum belum baik. “udah, benahin dulu transportasinya baru kita naik transportasi umum” begitu alasanya. Lah ini orang kemana aja? Jarang keluar apa gimana? Transportasi umum Jakarta sudah berubah loh sekarang.
Kalo kalian pengguna transportasi umum zaman old, pasti paham betul bagaimana kondisi transportasi umum sekitar 5-10 tahun yang lalu. Atau bahkan 20 tahun lalu. Saat itu naik transportasi memang perlu memiliki skill khusus. Seperti harus kuat mengetuk kaca bus, kuat mengetuk plafon oplet (angkot), paham dengan bahasa kenek di terminal hingga skill turun bus dengan kaki kiri. Mungkin beberapa kemampuan itu masih relevan hingga hari ini, namun dengan perkembangan moda transportasi kita memiliki alternatif untuk naik transportasi tanpa perlu mengeluarkan kemampuan khusus tadi.
Sekarang Pemerintah berbenah dan transportasi umum pun semakin beraneka rupa. Contohnya saja saat ini ada alternatif seperti Transjakarta. Rute sudah jelas, petugas memiliki papan yang bertuliskan tujuan, meneriakkan tujuan sesuai apa yang tertulis, dan percayalah kalian tidak perlu melompat jika ingin turun. Kalian tak perlu mengetuk plafon untuk menyetopkan bus,Dan bus-bus yang disediakan saat ini pun seperti Royal Trans yang dikelola oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) sudah dilengkapi AC, colokan untuk charging HP dan tempat duduk yang empuk agar pengguna transportasi umum menjadi nyaman. Bahkan ada beberapa unit yang dilengkapi wi-fi. Keren lah pokoknya. Cobain deh biar tau. Beneran, cobain dulu.. jangan gagal move on dari masa lalu ya, karena zaman now semua telah berubah jadi lebih baik, lebih nyaman, dan lebih aman.
Yang jelas Transportasi Umum sekarang itu sudah beda sama yang dulu. Kalau kalian adalah pengguna transportasi jaman dulu, dan punya trauma naik transportasi umum, percayalah kalian wajib mencoba transportasi umum jaman now. Jangan kepikiran sama ketidaknyamanan transportasi jaman old apalagi sampai trauma dan tidak mau naik transportasi umum lagi. Karena segalanya terus berkembang, dan berubah lebih baik. Percayalah terperangkap dengan kenangan itu tidak baik.. Buat pengalaman baru dengan mencoba keterbaruan transportasi umum saat ini. Dijamin nagih.
Nunggu Bus Penuh selfie dulu ya |
Dengan Semakin banyak yang naik transportasi umum, maka semakin sedikit pengguna transportasi pribadi dan jalanan jadi tidak macet lagi. Jadi, stop ngoceh ngoceh yang tak berfaedah ya, stop minta pemerintah berbenah terus tapi giliran pemerintahnya berbenah, kamu kamunya yang ogah-ogahan naik transportasi umum. Mending cobain moda transportasi umum sekarang. Karena naik transportasi umum sama dengan mengobati Jakarta dari penyakit kronisnya. Maukan Jakarta sembuh dari Sakit Macet ? Ayo naik transportasi umum dari sekarang. Nanti kita lanjut lagi ya, sekarang aku mau keliling Jakarta dengan Transportasi umum dulu.
Dan buat kalian jangan lupa loh , yuk bagikan pengalaman kalian juga setelah mencoba transportasi umum agar lebih banyak lagi yang menggunakannya.
Sampai Ke Ragunan, Narsis dulu ah |
Dan buat kalian jangan lupa loh , yuk bagikan pengalaman kalian juga setelah mencoba transportasi umum agar lebih banyak lagi yang menggunakannya.
wuihhh asik banget nih kak, keliling kota itu emang asik banget naik transportasi umum karna pastinya harganya murah dong hehe
BalasHapusSelain harga lebih murah, pastinya mengurangi kemacetan jalan raya tentunya
HapusHahahaa Jakarta. Mmmm ak berkewajiban membawa duo crucils lihat ibukota secepatnya karena mereka harus tahu namanya ibukota, walau dulu sudah pernah waktu mrk kecil. Transportasi umum di Jakarta memang semakin baik ya, senang lihatnya.... Tapi tetap ada rasa malas mo kesana... Hehehe macet...
BalasHapusMakanya pake trans jakarta kak...bebas macet dijamin...heheh
HapusSenang banget ya sebenarnya generasi zaman now, udah dibenahi banget segala penjuru buat kepentingan umum.
BalasHapusTransport udah layak banget, halte udah keren,tapi sayang masih banyak yang ogah naik angkutan umum seperti bus.
Termasuk saya kayaknya hahaha.
minta dijewer nih sayanya :D
Kalo saya pendatang yg berlibur kejakarta malah ketagihan naik bus...murah, enak, lebih santai aja..karena bus nya pake ac juga..hehe
HapusLebih seru kalo jalannya rombongan mbak,,
BalasHapus